jalan menuju ke langit
Bahasa sehari-hari mengenal istilah; Allah SWT yang di atas, atau Allah SWT yang di langit. Langit sering didefinisikan sebagai batas pandangan mata. Dalam Al Qur’an langit disebut dengan nama sawa’ atau samawat. Dalam bahasa Arab, sama’ mengandung dua arti, pertama : ma’ala ka, apa yang di atasmu. Dari pengertian ini maka plafon di rumah kita disebut langit-langit. Kedua : langit adalah ungkapan tentang sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Jika disebut surga berada di langit artinya akal manusia tidak akan mampu melacak keberadaannya. Surga dapat dilacak dengan keyakinan atau iman, bukan dengan ratio. Bahasa sehari-hari juga suka menggunakan istilah langit meski kurang tepat, misalnya menyebut kecantikan luar biasa dari seorang gadis dengan menyebut cantiknya selangit, kekayaan yang sangat banyak disebut kayanya selangit, dan ungkapan semisal lainnya. Orang beriman meyakini bahwa di balik alam raya ini ada alam langit atau ‘alam malakut satu “tempat” yang sangat tinggi...