TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
TELAAH BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
TELAAH BUKU TEKS
I.DENTITAS BUKU TEKS
1.Judul
Bahasa dan Sastra Indonesia I
2.Pengarang
Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi
3.Editor
Ida Safrida
4.Setting dan Layout
Tim Bahasa Dept. Setting
5.Desain sampul
Achmat Taufik
6.Percetakan
PT. Gelora Aksara
7.Penerbit
Erlangga, Jakarta
8.Tahun Terbit
2005
9.Ditujukan untuk
SMP/ MTs kelas VII
II.SUDUT PANDANG PENDEKATAN
Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi dan sastra merupakan salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas dan pengejawantahannya. Bahasa dan sastra Indonesia seharusnya diajarkan kepada siswa melalui pendekatan yang sesuai dengan hakikat dan fungsinya
Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi utama bahasa adalah sarana komunikasi. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk berbagai keperluan dan situasi pemakaian. Untuk itu, orang tidak akan berpikir tentang sistem bahasa, tetapi berpikir bagaimana menggunakan bahasa ini secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi. Jadi, secara pragmatis bahasa lebih merupakan suatu bentuk kinerja dan performansi daripada sebuah sistem ilmu. Pandangan ini membawa konsekuensi bahwa pembelajaran bahasa haruslah lebih menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi daripada pembelajaran tentang sistem bahasa.
Sementara itu, sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang menggunakan media bahasa. Sastra ada untuk dibaca, dinikmati, dan dipahami, serta dimanfaatkan, yang antara lain untuk mengembangkan wawasan kehidupan. Jadi, pembelajaran sastra seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk seni yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu, pembelajaran sastra haruslah bersifat apresiatif. Sebagai konsekuensinya, pengembangan materi, teknik, tujuan, dan arah pembelajaran sastra haruslah lebih menekankan kegiatan pembelajaran yang bersifat apresiatif.
Pendekatan pembelajaran bahasa yang menekankan aspek kinerja atau keterampilan berbahasa dan fungsi bahasa adalah pendekatan komunikatif, sedangkan pendekatan pembelajaran sastra yang menekankan apresiasi sastra adalah pendekatan apresiatif. Pendekatan lain yang biasa digunakan dalam setiap pembelajaran adalah pendekatan proses dimana siswa secara aktif dan kreatif dengan bimbingan guru berusaha menemukan pola-pola berbahasa dengan cara mencatat pola-pola bermakna yang dijumpai dalam setiap kegiatan berbahasa di kelasnya untuk kemudian menggunakannya dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis.
Ketiga pendekatan tersebut di atas- lah yang dipakai oleh ketiga penyusun buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini telihat dari kata pengantar yang disampaikan penyusun.
”Pengajaran Bahasa Indonesia hendaknya dikembalikan pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu melatih kalian membaca, menulis, berbicara dan mengapresiasi sastra. ....”
Ketiga pendekatan tersebut tercermin dalam setiap bab pelajaran. Pada setiap bab pelajaran selalu ada 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan lanjutan.
Pada kegiatan awal siswa diberi tugas-tugas sebagai bahan pretest untuk memasuki kegiatan inti, yang merupakan target pembelajaran pada setiap pelajaran dan pada setiap keterampilan berbahasa. Kemudian bagian ketiga adalah bagian kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan diberikan sebagai pengayaan dan pemamtapan siswa terhadap inti pelajaran pada setiap keterampilan berbahasa.
Sebagai gambaran kita akan lihat pelajaran pertama buku teks ini yang bertema Pengalaman Mengesankan dengan sub tema membaca pemahaman untuk menemukan gagasan utama.
Pada sub tema ini kegiatan terbagi menjadi 3 seperti yang telah tersebut di atas, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan lanjutan.
Pada kegiatan awal siswa diajak untuk mendata kebiasaan-kebiasaan dalam membaca sehingga siswa bahkan guru akan mengetahui sudah seberapa besar minat anak terhadap kegiatan membaca. Setelah mendata kebiasaan-kebiasaan membaca siswa diajak untuk mengenali cara penggambaran objek dalam sebuah teks. Kedua kegiatan ini merupakan kegiatan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan inti yaitu membaca pemahaman untuk mengenali gagasan utama dan gagasan penjelas dalam sebuah teks atau bacaan.
III. BAHAN
A. Kelayakan Materi
1. Kesesuaian Materi Buku Teks dengan Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolh. Pengertian ini mengharuskan setiap perencanaan dan usaha yang dilakukan oleh pelaku pendidikan termasuk pembuat bahan ajar baik yang berupa buku atau yang lainnya harus mengacupada kurikulum yang berlaku.
Pada kurikulum Bahasa Indonesia 2004 kemampuan berbahasa dibedakan menjadi dua, yaitu kemampuan terhadap materi kebahasaan dan kemampuan materi kesastraan sehingga dituntut dalam setiap keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca dan menulis) kedua kemampuan berbahasa tersebut harus mendapat perhatian.
Materi yang ada dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia yang kami telaah ini telah mencerminkan hal tersebut. Kelengkapan materi dalam buku teks ini bisa dilihat dari adanya wacana, pemahaman terhadap wacana, fakta kebahasaan dan kesastraan dan juga adanya penerapan konsep dasar baik dari materi kebahasaan maupun kesastraan melalui pelatihan, tugas serta kegiatan mandiri sehingga peserta didik mampu menggali dan memanfaatkan informasi serta menyelesaikan masalah yang ada.
2. Keakuratan Materi
Wacana yang disajikan dalam buku teks ini sesuai dengan kenyataan tidak dibuat-buat. Hal ini terbukti disebutkannya sumber secara jelas di samping itu bacaan yang ada sesuai dengan tingkat pemahaman siswa kelas VII SMP/ MTs.
Sementara itu keakuratan konsep dan teori tercermin dari kesesuaian teori dan konsep yang disajikan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) dengan definisi yang berlaku dalam bidang ilmu bahasa (linguistik) dan ilmu sastra. Selain itu keakuratan teori dan konsep itu terlihat juga dalam penggunaannya yang tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir (ambigu).
3. Keakuratan dalam memilih contoh
Contoh-contoh latihan yang disajikan menunjukkan keruntutan konsep dari yang mudah ke yang sukar, dari yang konkret ke abstrak, dari yaang sederhana ke yang kompleks dari yang telah dikenal sampai ke pengembangannya.
Sebagai contoh kita akan ambil materi pada pelajaran pertama.
Tema Pelajaran Pertama adalah Pengalaman Mengesankan. Sebelum peserta didik diberi tugas membaca pemahaman dengan menemukan gagasan utama disajikan, penyusun mengajak peserta didik melihat kebiasaan-kebiasaan mereka dalam membaca termasuk mendata buku apa saja yang telah dibacanya. Setela itu peserta didik diajak untuk mengenali cara-cara yang sering dilakukan oleh para pengarang dalam menggambarkan objek kemudian barulah peserta didik diajak untuk membaca pemahaman untuk mengenali gagasan utama dan gagasan penjelas dengan model pembimbingan dengan cara memberikan tips menemukan ide dengan cepat.
B. Pendukung Materi Pembelajaran
1. Relevansi ilustrasi dengan tema atau subtema.
Gambar lebih mudah diserap dan lebih tahan dalam memori seseorang daripada kata-kata. Karenanya dalam berusaha membuat tampilan buku ini lebih menarik minat siswa untuk mempelajari materi di dalamnya, dalam sebagian besar bab dan subbab buku ini menampilkan ilustrasi, baik yang berupa gambar, grafik maupun tabel.
Kalau dilihat secara keseluruhan tampilnya ilustrasi di awal setiap pelajaran memang sudah mencerminan tema yang akan dibahas dalam setiap pelajaran. Tetapi ketika dicermati lebih lanjut masih terdapat ilustrasi-ilustrasi yang kurang mendukung permasalahan baik tema maupun sub temanya. Sebagai contoh ditambilkannya gambar sendratari pada halaman 148 Pelajaran 9 pada kegiatan awal, sementara kegiatan yang ditugaskan adalah menjelaskan makna kata berimbuhan. Contoh yang lain misalnya pada pelajaran pertama di halaman 5 ditampilkan gambar dua orang peselancar padahal judul wacana Pulau Nias Penuh Sejarah dan Budaya.
2. Relevansi materi dan bahan dengan tingkat usia siswa
Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat dalam setiap aspeknya. Salah satu aspek ersebut adalah aspek kognitif.
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkret, bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia bahwa belajar akan bermakna apabila input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia akan berhasil apabila penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu: (1) kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional), (2) kecerdasan logis-matematis (kemampuan berpikir runtut), (3) kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama), (4) kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas), (5) kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus), (6) kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan jati diri), (7) kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain). Ketujuh macam kecerdasan ini sesuai dengan karakteristik keilmuan bahasa Indonesia, dan akan dapat berkembang pesat apabila dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa Indonesia untuk berlatih mengeksplorasi gejala alam, baik gejala kebendaan maupun gejala kejadian/peristiwa guna membangun konsep bahasa Indonesia.
Materi yang ada pada buku teks ini terlihat ingin menerapkan teori tersebut di atas dalam penyusunannya. Ilustrasi –ilustrasi yang disajikan menimbulkan imajinasi pada diri pemakai buku ini akan informasi atau materi apa yang akan disajikan.Ilustrasi pada kover, misalnya, (disajikannya gambar orang yang sedang menelpon, gambar tangan mengetik, gambar kover buku novel Nh. Dini dan gambar WS. Renda yang sedang membaca puisi ) akan memberikan penjelasan kepada tentang empat keterampilan berbahasa dan dua kemampuan berbahasa yaitu kemampuan kebahasaan dan kemapuan kesastraan yang akan diajarkan dan dilatihkan dalam buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia. bisa kita lihat
C. Kelengkapan Penyajian
Secara keseluruhan buku teks Bahasan dan Sastra Indonesia ini telah menyajikan materi secara lengkap dengan sistematika yang runtut. Hal ini bias dilihat dari:
1. Bagaian Pendahulu.
a. Kata Pengantar
Pada bagian penulis memberikan informasi berkaitan dengan tujuan penulis buku teks, ucapan terima kasih, harapan bahkan bagaimana mengajar dan belajar bahasa pun disampaikan penulis dalam bagian kata pengantarnya.
b. Daftar Isi.
Adanya daftar isi pada bagian pendahuluan memberikan kemudahan peserta didik dan pengguna buku teks ini dalam mencarai dan menemukan bab, subbab serta topik yang ada di dalamnya.
2. Bagian Isi
a. Pendahuluan
Pengantar pada awal buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran, sistematika buku, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik bahkan pemberian motivasi kepada peserta didik.
“Begitulah seharusnya proses belajar berlangsung. Anak belajar dari pengalaman sendiri. Rasanya kalian perlu kembali meniru proses belajar memanah di atas. Dalam proses tersebut, kalian mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru…..” (bagian Kata Pengantar)
“Faktanya, kalian sudah menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/ MTs selayaknya diarahkan pada pelatihan berbahasa yang kreatif, yaitu membaca kreatif, menulis kreatif dan berbicara kreatif” (bagaian Kata Pengantar)
b. Rujukan:
Pada setiap ilustrasi dan wacana yang diambil dari sumber lain, penulis telah memberikan identitas sumber yang jelas kecuali ilustrasi yang berupa gambar-gambar kartun.
c. Rangkuman dan refleksi
Rangkuman merupakan konsep kunci bab yang bersangkutan yang dinyatakan dengan kalimat ringkas, jelas, dan memudahkan peserta didik memahami keseluruhan isi bab. Refleksi memuat simpulan sikap dan prilaku yang harus diteladani. Dalam buku ini rangkuman ini tidak ada sehingga peserta didik kurang mendapatkan tekanan materi yang harus benar-benar dikuasai. Sebagai ganti dari itu penulis menyampaikan ringkasan fokus kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik.
d. Pelatihan:
Hampir di setiap awal dan akhir pembicaraan penulis selalu memberikan tugas-tugas sebagai bahan pretest dan posttest sebagai evaluasi terkuasainya kompetensi sesuai dengan SK dan KD
3. Bagian penyudah
Pada bagian akhir buku teks ini disajikan daftar pustaka atau daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku tersebut dan dalam penulisan daftar pustaka seudah sesuai dengan penulisan daftar pustaka yang standar sebagaimana yang disampaikan oleh H. Amat Mukhadis yaitu diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul buku, tempat, dan nama penerbit.
D. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku teks ini sudah sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Baik artinya sesuai dengan konteks situasi dan kondisi dan benar artinya sesuai dengan kaidah-kaidah baku yang berlaku. Atau singkatnya bahasa yang digunakan dalam buku teks ini sudah pragmatis.
IV. METODE
1. Ceramah/ Penjelasan melalui deskripsi maupun eksposisi, khususnya terhadap konsep- konsep dasar baik kebahasaan maupun kesastraan.
2. Cerita Bergambar
3. Kuis
4. Penugasan, baik individu maupun kelompok
V. EVALUASI
Evaluasi baik yang bersifat pretest maupun post test yang ada dalam buku teks ini sangat bervariasi. Selain dengan penugasan, pelatihan dan mengerjakan tugas-tugas baik secara individu maupun kelompok. Bervariasinya evaluasi ini bisa menghindarkan siswa dari kebosanan terhadap latihan dan tugas-tugas yang monoton dan menjemukan.
Bentuk evaluasi yang ada meliputi:
1. Menjawab pertanyaan bacaan
2. Mengisi bagian kalimat yang rumpang.
3. Memberi tanda S (jika setuju) dan T (jika tidak setuju)
4. Mengerjakan tugas membaca, baik pemahaman, membaca indah maupun membaca cepat.
5. Mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Pertama, Jakarta. (Online) (www.diknas.org, diakses , tanggal 9 Juni 2008)
2. Esti Ismawati. Buku Teori dan Aplikasi Telaah Kurikulum SLTA. Surakarta: Pustaka Cakra
3. M. Umar Muslim, KTSP dan Pembelajaran Bahasa Indonesia (Online) (www.whandi.net , diakses tanggal 9 Juni 2008)
4. Henry Guntur Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
5. H. Amat Mukhadis. (Eds).2000. Kaidah Tata Tulis Artikel Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
6. Piaget, J. 1970. Science of Education and the Psychology of the Child. New York: Viking.
Komentar
Posting Komentar
setelah berkunjung jangan lupa tinggalkan komentar..
Terima Kasih atas kunjungannya.. salam dari Ramlan & Ari