Kesetiaan Seorang Suami (renungan)
Sebuah Renungan,buat para calon suami / calon istri..! Semoga Bermanfaat
kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Mantan Presiden Direktur Fortis Asset Management hingga 1 januari 2010, yang bergerak di bidang Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 61+ tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit hingga kini. Mereka menikah sudah lebih 34 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa,tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari…ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata,”Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. . bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”. Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2, “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami suda tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya.”Anak2ku ………… Jikalau pernikahan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah…… tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit..”
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno….dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 30 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita..”Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam pernikahannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”
“Hidup adalah Perjuangan tanpa henti-henti … tidak usah kau tangisi hari kemarin”.
semoga kita bisa seperti itu :)
Subhannalloh .... ALhamdulillah .... sungguh mulia bpk. Suyatno, dan alhamdulillah saya menemukan cerita beliau ini karena bisa menjadikan sebuah pelajaran sekaligus contoh tauladan khususnya bagi saya, mudah2an saya bisa seperti bapk suyatno, bisa mengerti arti cinta yang sebenarnya bahkan terpaut dari pertama menikah bagi seorang laki2 dan perempuan yang berniat tulus ikhlas kepada Sang Pencipta Alloh swt, niat tatkala seorang calon pengantin menjawab (qobul)/ dari pertanyaan (akad) sang calon mertua bahwa "bersedia dinikahkan kepada putrinya", saat ituah calon pengantin laki2 menjawab dan alam hatinya dia berkata(berniat) yaa alloh saya niat pernikahan ini sebagai ibadah saya kepadaMU, menunaikan sunnah RasulMu yaa Alloh... mudah2an engkau meridhoinya ... semoga cerita pak suyatno ini bisa menjadi suri tauladan bagi saya khususnya, bagi kamu adam umumnya... bahwa pernikahan karena napsu sungguh tidak akan mencapai sesuatu yang diharapkan, baik dunia maupun akhirat...
BalasHapuskunjungan,
BalasHapusnice post, smga sukses selalu..
subhanallah,,, jarang ada yang bisa seperti beliau.
BalasHapus