Penilaian Kelas
KONSEP DASAR PENILAIAN KELAS
A. Pengertian Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi penilaian kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur, teknik dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
B. Manfaat Penilaian Kelas
Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:
- Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
- Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
- Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
- Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan pembelajaran.
- Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
- Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
C. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan informasi sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
D. Rambu-rambu Penilaian Kelas
1. Kriteria Penilaian Kelas
a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas.
c. Terfokus pada kompetensi
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
2. Prinsip Penilaian Kelas
Dalam melaksanakan penilaian, guru sebaiknya:
- Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.
- Mengembangkan tugas-tugas penilaian yang bermakna, terkait langsung dengan kehidupan nyata.
- Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri.
- Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik.
- Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
- Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik.
- Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehari-hari sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
- Melakukan Penilaian kelas secara berkesinambungan terhadap semua Stándar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
- Mengadakan ulangan harian bila sudah menyelesaikan satu atau beberapa indikator. Dengan demikian tidak perlu menunggu menyelesaikan 1 KD, karena ruang lingkupnya besar. Pelaksanaan ulangan harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian unjuk kerja, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi atau kompetensi yang dinilai. Ulangan tengah semester dilakukan bila telah menyelesaikan beberapa kompetensi dasar dipertengahan semester, sedangkan ulangan akhir semester dilakukan setelah menyelesaikan semua kompetensi dasar semester bersangkutan. Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap dengan menilai semua kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap. Guru menetapkan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan hasil belajarnya pada kurun waktu tertentu (akhir semester atau akhir tahun).
Agar penilaian objektif, guru harus berupaya secara optimal untuk (1) memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dan tingkah laku dari sejumlah penilaian, (2) membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan hasil kerja (karya)
3. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran
- Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik
2). Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
- Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
- Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
- Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan kesehatan dilakukan melalui:
1). Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
2). Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
E. Ranah Penilaian
Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan.
Kurikulum tersebut memuat sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, satu kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian kompetensi. Indikator-indikator tersebut menjadi acuan dalam merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran.
TEKNIK PENILAIAN
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
A. Penilaian Unjuk Kerja
1. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
- Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
- Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
- Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
- Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
- Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh Check list
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. | Aspek Yang Dinilai | Baik | Tidak baik |
1. | Organization ( Introduction, body, conclusion) | ||
2. | Content ( depth of knowledge, logic) | ||
3. | Fluency | ||
4. | Language: | ||
pronunciation | |||
grammar | |||
vocabulary | |||
5. | Performance (eye contact, facial expression, gesture) | ||
Skor yang dicapai | |||
Skor maksimum | 7 |
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Contoh Rating Scale
Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama Siswa: ________ Kelas: _____
No | Aspek Yang Dinilai | Skor | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||
1. | Organization ( Introduction, body, conclusion) | ||||
2. | Content ( depth of knowledge, logic) | ||||
3. | Fluency | ||||
4. | Language: | ||||
pronunciation | |||||
grammar | |||||
vocabulary | |||||
5. | Performance ( eye contact, facial expression, gesture) | ||||
Jumlah skor |
Catatan:
a. Kolom skor diisi dengan angka sebagai berikut:
4 = sangat kompeten
3 = kompeten
2 = kurang kompeten
1 = tidak kompeten
b. Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut
Skor minimum : 1 x 7 (aspek yang dinilai) = 7
Skor maksimum : 4 x 7 (aspek yang dinilai) = 28
Kategori kriteria : 4
Rentangan Nilai : 28 – 7
——- = 5.25
4
Penentuan Kriteria:
Skor 23-28, dapat ditetapkan sangat kompeten
Skor 18-22, dapat ditetapkan kompeten
Skor 13-17, dapat ditetapkan kurang kompeten
Skor 7 -12, dapat ditetapkan tidak kompeten
B. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Jurnal merupakan sarana mencurahkan pengalaman pribadi peserta didik berupa perasaan, pemikiran, pandangan, pendapat, gagasan, penilaian tentang berbagai hal menyangkut proses dan hasil belajarnya yang terkait dengan sikap ataupun kinerja yang dipaparkan secara deskriptif.
1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
- · Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
- · Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
- · Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- · Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
- · Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:
|
Contoh isi Buku Catatan Harian :
No. | Hari/ Tanggal | Nama peserta didik | Kejadian |
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.
Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA :
No | Nama | Aspek perilaku yang dinilai | Skor | Keterangan | |||
Bekerja sama | Berinisiatif | Penuh Perhatian | Bekerja sistematis | ||||
1. | Ruri | ||||||
2. | Tono | ||||||
3. | …. |
Catatan:
- Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
- Skor merupakan jumlah dari skor masing-masing aspek perilaku
- Penilaian dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut
Skor minimum : 4 x 1 = 4
Skor maksimum : 4 x 5 = 20
Kategori penilaian : 5
Rentangan Nilai : 20 – 4
——- = 3,2
5
Kolom keterangan dapat diisi dengan:
amat baik, bila jumlah skor 17 – 20
baik, bila jumlah skor 14 – 16
cukup, bila jumlah skor 11 – 13
kurang, bila jumlah skor 8 – 10
sangat kurang, bila jumlah skor 4 – 7
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”.
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, termasuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut.
Contoh Lembar Pengamatan
Perilaku/sikap yang diamati : ………………………………….
Nama peserta didik: … kelas… semester…
No | Deskripsi perilaku awal | Deskripsi perubahan | Capaian | |||
Pertemuan …Hari/Tgl… | ST | T | R | SR | ||
1 | ||||||
2 |
Keterangan
- Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = perubahan rendah
SR = perubahan sangat rendah
- Informasi tentang deskripsi perilaku dapat diperoleh dari:
1). Pertanyaan langsung
2). Laporan pribadi
3). Buku Catatan Harian
C. Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti menjawab secara lisan, memberi tanda, mewarnai, menggambar, melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3) menjodohkan
4) sebab-akibat
b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
1) isian atau melengkapi
2) jawaban singkat atau pendek
3) uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan berpikir tinggi dengan cakupan materi yang luas. Peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya, sehingga cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu tes bentuk pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis kelemahan peserta didik atau memodifikasi kegiatan pembelajaran. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas yang otentik dan berkesinambungan. Namun tes bentuk tersebut banyak digunakan untuk penilaian keterampilan berbahasa yang dilakukan secara formal.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Contoh Penilaian tertulis
a). Memilih jawaban (pilihan ganda)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Indikator : Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
Aspek : Membaca
Soal:
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya
barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah, ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah.
Ide pokok paragraf tersebut adalah … .
- pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini
- banyaknya peredaran barang elektronik
- pemunculan barang elektronok di masyarakat
- banyaknya barang mewah yang beredar
- perkembangan barang elektronik yang mewah
b). Mensuplai jawaban (Uraian)
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/1
Soal : Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang
Penskoran:
Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
D. Penilaian Proyek
1. Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
- · Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
- · Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- · Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
2. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
a) penelitian sederhana tentang air di rumah;
b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
Contoh Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Sejarah
Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : Satu Semester
Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No | Aspek * | Skor (1 – 5)** |
1. | Perencanaan: |
a. Persiapan
b. Rumusan Judul 2.Pelaksanaan
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data/Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan 3.Laporan Proyek
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah
** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
E. Penilaian Produk
1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- · Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
- · Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- · Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
2. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk (appraisal).
Contoh Penilaian Produk
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Nama Proyek : Membuat Sabun
Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan
Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1
No | Aspek * | Skor (1 – 5)** |
1. | Perencanaan Bahan | |
2. | Proses Pembuatan |
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan) 3.Hasil Produk
a. Bentuk Fisik c. warna
b. Inovasi d. pewangi Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
F. Penilaian Portofolio
1. Pengertian
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, lembar jawaban tes yang menunjukkan soal yang mampu dan tidak mampu dijawab (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
- a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
- b. Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
- Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
- Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
- Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
- Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
- Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
- Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
- Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
- Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
- Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
- Sebaiknya tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, untuk kemampuan menulis karangan aspek yang akan dinilai, misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
- Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
- Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
- Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Contoh Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan : karangan
Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1
No | Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar | Periode | Aspek yang dinilai | Keterangan | |||
Tata bahasa | Kosa kata | Kelengkapan gagasan | Sistematika penulisan | ||||
1. | Menulis karangan deskriptif | 30/7 | |||||
10/8 | |||||||
dst. | |||||||
2. | Membuat resensi buku | 1/9 | |||||
30/9 | |||||||
10/10 | |||||||
Dst. |
Catatan:
Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 – 10 atau 0 – 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.
G. Penilaian Diri (self assessment)
1. Pengertian
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Peran penilaian diri menjadi penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke siswa yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous lerning).
Ada beberapa jenis penilaian diri, diantaranya:
- Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran.
- Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
- Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
2. Teknik Penilaian
Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
e) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
f) Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
g) Lakukan tindakan lanjutan, antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan siswa membahas bersama proses dan hasil penilaian
Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek : Kognitif
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1
No | S. Kompetensi / K. Dasar | Tanggapan | Keterangan | |
1 | 0 | |||
1. | Aljabar |
a. Menggunakan aturan pangkat
b. Menggunakan aturan akar
c. Menggunakan aturan logaritma
d. Memanipulasi aljabar 1 = Paham
0 = Tidak Paham2.Dst
Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didikk untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN
- Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi
Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, perbuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang penilaian.
Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan tingkat SMA kelas X/1.
Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator pencapaian* |
Mempraktikkan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai yang terkandung di dalamnya | Mempraktikkan serangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab | 1. Melakukan 2 jenis rangkaian gerak senam lantai dengan percaya diri 2. Menjelaskan nilai yang terkandung dalam rangkaian gerakan senam 3. dst. |
* : dikembangkan oleh guru
- Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. Berikut contoh pemetaan untuk mata pelajaran bahasa Inggris
No |
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Krit ketuntasan
Teknik Penilaian
Tes
unkerjaProdukProyekPfolio1
Mendengarkan
Kemampuan memahami makna dalam teks percakapan, transaksional/ interpersonal, sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
Merespons percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal untuk bersosialisasi lisan secara akurat, lancar dan bertema yang yang melibatkan tindak tutur mengapa yang belum/sudah dikenal, memperkenalkan diri sendiri/orang lain, memerintah atau melarang
- Merespons sapaan orang yang belum/sudah dikenal
- Merespons perkenalan diri sendiri/orang lain
- Merespons perintah/larangan
75%
75%
70%
-
-
-
v
v
v-
-
–
-
-
-
-
-
2Berbicara
Kemampuan mengungkapkan makna dalam teks lisan, fungsi-onal pendek, sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
Mengungkapkan makna dalam bahasa lisan terutama dalam teks lisan, fungsional pendek (misal: berbagai instruksi, berbagai daftar benda, ucapan selamat, pengumuman) sangat sederhana dengan akurat, lancar dan berterima
Memberi instruksi 65%
-
v
- - v3Membaca
Kemampuan membaca nyaring bermakna dan mema-hami makna dalam teks tulis fungsio-nal pendek, sangat seder-hana berka-itan dengan lingkungan terdekat
Membaca nyaring bermakna, kata frasa dan kalimat dengan ucapan tekanan dan intonasi yang berterima
Membaca nyaring pengumuman 75%
-
V–v4Menulis
Kemampuan mengungkapkan makda dalam teks fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsi-onal pendek, misal, notices shopping list, kartu ucapan selamat, pengumuman, sangat sederhana secara akurat lancar dan berterima
Menulis teks fungsional pendek berbentuk :
- notices
- Kartu uca
pan
- pengu
muman
- shop- ping
list 65%
V
-V-
v
- Penetapan Teknik Penilaian
Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh:
- Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).
- Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis.
- Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek.
D. Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian
Berikut contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam penilaian untuk berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Mata pelajaran : B. Inggris/SMA/MA
Kelas/Semester : X/ 1
NO | STANDAR KOMPETENSI | KOMPETENSI DASAR | INDIKATOR | ASPEK | TEKNIK PENILAIAN | CONTOH SOAL |
1 | Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal dalam konteks kehidupan sehari-hari | Merespons makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, simpati, dan memberi instruksi. |
| Mendengarkan | Tes tertulis (pilihan ganda) |
Choose the right expression to respond the statement you are going to hear:
- You will hear : “Great! You got a highest score, congratulation”
You respond : “….……”
- Oh, no.
- I’m ashame.
- Thanks a lot
- Congratulation
- Your will hear : “It’s time for school honey, take care”
You respond : “…………”
- Thanks mom, you too!
- No, problem
- I’m sure
- Really?
- You will hear : “I’m very sorry for disaster happened in your home town”
You respond : “………..”
NO
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
ASPEK
TEKNIK PENILAIAN
CONTOH SOAL
- That’s true!
- Don’t mention it!
- All right.
- Thank you, God Blessed us none of us were injured.
2Memahami makna teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, narrative dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuanMerespon makna dalam teks tulis fungsional pendek (mis: pengumuman, iklan, undangan) resmi dan tak resmi secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk “ recount, narrative, procedureMengidentifikasi informasi dalam teks berbentuk procedureMembacaTes tertulis (answering questions)Procedure :The Hole Game
Materials needed:
- two players
- one marble each
- A hole in ground
- A line (distance) to start from.
Method :
- First you must dub (click marbles together).
- Then you must check that the marbles are in good condition and are nearly worth the same value.
- next you must dig a hole in the ground and draw a line a far distance away from the hole.
- the first player carefully throws his or her marble towards the hole.
- then the second player tries to throw his or her marble closer to the hole than his or her opponent.
NO | STANDAR KOMPETENSI | KOMPETENSI DASAR | INDIKATOR | ASPEK | TEKNIK PENILAIAN | CONTOH SOAL |
Question
| ||||||
3 | Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, | Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional pendek (misal: pengumuman, iklan, undangan dll) resmi dan tak resmi dengan meng-gunakan ragam | Menulis teks tulis fungsional pendek dalam bentuk- pengumuman- iklan - undangan resmi | Menulis | Tes tertulis (esei) | Write an invitation on a Wedding Party which contains some information abaut time, place, and dress code. |
NO | STANDAR KOMPETENSI | KOMPETENSI DASAR | INDIKATOR | ASPEK | TEKNIK PENILAIAN | CONTOH SOAL | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
narrative, dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari | bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari | Rubrik penilaian:
1 : Tidak tepat Nilai siswa : 2 : Kurang tepat skor siswa 3 : Tepat x 10 4 : sangat tepat skor maksimum | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4 | Menggunakan makna dalam teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari | Mengungkapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure | Menggungkapkan monolog sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari, dalam teks berbentuk recount | Berbicara | Unjuk kerja (mencerita-kan pengalaman pribadi) | Tell your past experience abaout surprising moment in your life (sadness or happyness). Maximum periode is 5 minutes!Format pengamatan dengan checklists:Nama siswa : ….
|
Mata Pelajaran : Fisika / SMA/MA
Kelas/Semester : X
Contoh Penilaian unjuk kerja dalam praktikum fisika
Aspek : Kinerja Ilmiah
S K : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
KD : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Indikator : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat cair
Judul : Pengaruh kalor terhadap zat cair
Kegiatan : Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair
Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan perubahan suhu
zat cair
Hipotesis : …………….
Variabel : Variabel bebas :…………..
Variabel tetap :……………
Variabel kontrol : …………..
Format Pengamatan Unjuk Kerja
NO | AspekYangDi nilai Nama Kelompok | Mempersiapkan alat dan Bahan | Pelaksanaan | Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan | Total skor | Nilai | |||||||||
4 | 3 | 2 | 1 | 4 | 3 | 2 | 1 | 4 | 3 | 2 | 1 | ||||
1 | Newton | v | v | v | 11 | 9,2 | |||||||||
2 | Bernoulli | v | v | v | 10 | ||||||||||
3 | Coulomb | v | v | v | 9 | ||||||||||
4 | Kirchoff | v | v | v | 10 |
Rubrik:
Mempersiapkan alat dan bahan
skor 4 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia,
statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 3 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu
spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch
skor 2 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa
skor 1 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga.
Pelaksanaan
skor 4 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat spirtus (tidak menyentuh) kasa.
skor 3 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
skor 2 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.
Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan
skor 4 jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
skor 3 jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari data dalam tabel.
skor 2 jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap
(lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik.
skor 1 jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang
diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan
Skor total yang diperoleh siswa
Konversi Nilai = —————————————- X 10
skor maksimum
11
= ——- x 10
12
= 9,16
Maka nilai kelompok Newton 9,2
Contoh Penilaian sikap ilmiah
Berikut lembar observasi untuk menilai sikap ilmiah saat melakukan praktikum:
No | Indikator Sikap Nama Siswa | Keterbukaan | Objektif | Teliti | Kedisiplinan | Kerjasama | Kejujuran | Tanggung Jawab | Total Skor | Nilai |
1 | Amanda | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 28 | 80 |
2 | Nur | 2 | 4 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 24 | |
3 | Hafiz | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 | 3 | 3 | 26 | |
4 | Faiz | 4 | 3 | 4 | 5 | 3 | 4 | 4 | 27 |
Keterangan:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
skor maksimum = 5 ( skor maks setiap indikator) X 7 ( indikator) = 35.
Skor total siswa
Konversi Nilai = ——————— X 100
skor maksimum
Jadi nilai Amanda 28
—- X 100 = 80
35
Contoh Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda)
SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
KD. : Menggunakan alat ukur listrik
Indikator : Siswa dapat menentukan tegangan dan frekuensi sumber tegangan AC
dengan menggunakan Osiloskop.
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
Soal : Sebuah Osiloskop saat dihubungkan dengan sumber tegangan AC 220 volt,
50 hertz tampilan pada layar seperti gambar:
Jika Osiloskop dengan komposisi yang sama dihubungkan pada sumber tegangan lain tampilan layar menjadi ;
Besar tegangan dan frekuensi sumber tegangan yang terukur adalah … .
- 220 volt dan 50 hertz
- 220 volt dan 40 hertz
- 165 volt dan 50 hertz
- 165 volt dan 40 hertz
- 165 volt dan 60 hertz
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
SK. : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik
KD. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan
Indikator : Dapat menentukan arah gerak suatu benda dari kejadian tumbukan lenting
sempurna
A, B, dan C adalah tiga buah bola billiard identik yang terletak di suatu permukaan yang licin. Bola B dan C menyentuh satu sama lain. Jika bola A dipukul dengan perlahan maka ia akan bergerak lalu menumbuk bola B lenting sempurna sehingga akan didapati …
- A berhenti, B terus bergerak
- A terpantul balik, B berhenti dan C bergerak
- A dan B berhenti, C terus bergerak
- A, B, dan C terus bergerak
- E. A terpantul balik, B dan C terus bergerak
Aspek : Pemahaman dan penerapan konsep
SK. : Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi
KD. : Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak- balik serta
Penerapannya
Indikator : Dapat memformulasikan hubungan antara tegangan dan lilitan dari tabel
kedalam bentuk grafik
Tabel berikut adalah data percobaan suatu transformator
Kumparan primer | Kumparan sekunder | ||
Jumlah lilitan (Np) | Tegangan (Vp) | Jumlah lilitan (Ns) | Tegangan (Vs) |
10 | 2 V | 5 | 1 V |
10 | 2 V | 10 | 2 V |
10 | 2 V | 15 | 3 V |
10 | 2 V | 20 | 4 V |
10 | 2 V | 25 | 5 V |
Berdasarkan data di atas, grafik Vs terhadap Ns dapat digambarkan sebagai berikut …
A. B. C.
D. E.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ 1
Waktu : 45 menit
Contoh Penilaian Tertulis (Uraian)
Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas
Aspek : Mendengarkan
Standar Kompetensi : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara
langsung /tidak langsung
Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik
(berita dan nonberita)
Indikator : Menuliskan isi siaran radio/ televisi dalam beberapa kalimat
dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
Instruksi:
- Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengar saksama!
- Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
- ketepatan isi
- struktur kalimat
- koherensi
- ejaan, dan tanda baca
3. Bacakan hasil pekerjaan di depan kelas
Format Penilaian Tulisan
No. | Nama | Aspek yang dinilai | Skor | Nilai | |||
Ketepatan isi | Struktur kalimat | Koherensi | Ejaan dan tanda baca | ||||
1. | Akhmad | 3 | 4 | 2 | 3 | 12 | 75 |
2. | Bardi | 4 | 4 | 4 | 4 | 16 | |
3. | Dst. |
Keterangan:
- tidak tepat
- kurang tepat
- tepat
- sangat tepat
Nilai siswa: Skor perolehan
——————- x 100
Skor maksimum
Nilai Akhmad : 12
—- x 100 = 75
16
Format Penilaian Sikap (selama proses pembelajaran)
No.
Nama
Perilaku
SkorNilaiKeterangan
Mendengarkan berita
Mengerjakan tugas
Membacakan hasil pekerjaan
Menghargai teman
1.Akhmad
5
5
5
5
20
100
Sangat Baik2.Bardi
4
5
4
4
17
85
Sangat Baik3.Dst.
- Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
- 1. Nilai = 20 – 36 Sangat Kurang
- 2. Nilai = 37 – 52 Kurang
- 3. Nilai = 53 – 68 Cukup
- 4. Nilai = 69 – 84 Baik
- 5. Nilai = 85 – 100 Sangat Baik
Contoh Penilaian Unjuk kerja (Performance)
Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek : Berbicara
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui
kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita
Kompetensi Dasar : Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi
dengan intonasi yang tepat
Indikator : Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator
atau pembawa acara) dengan lancar dan intonasi yang tidak
monoton
Petunjuk
- Bentuklah kelompok yang terdiri atas seorang moderator, seorang penulis, dan dua orang pembicara!
- Berlakulah sebagai moderator secara bergantian dalam kelompok tersebut!
- Tentukan tema pembicaraan dalam diskusi!
Soal:
Ungkapkan kalimat perkenalan dalam forum diskusi dengan memperhatikan:
- kelancaran berbahasa
- ekspresi
- intonasi
- struktur kalimat
- diksi
Format Penilaian Berbicara
No. |
Nama
Aspek yang dinilai
Skor
Nilai
Kelancaran
Ekspresi
Intonasi
Struktur Kalimat
Diksi
1.Ardiana
3
4
3
3
3
16
80
2.Dst.
Keterangan:
- tidak baik
- kurang baik
- baik
- sangat baik
Skor maksimum : 4 x 5 = 20
Nilai Ardiana 16
—– x 100 = 80
20
Contoh Penilaian Tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian)
Model penilaian ini dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas.
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan
berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari
berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif
Indikator : 1. Mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
2. Menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam
beberapa kalimat
Petunjuk:
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama!
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat pesat. Hal ini ditandai oleh banyaknya barang elektronik yang beredar di masyarakat. Pemunculan barang tersebut sudah sampai di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ada yang dikatagorikan barang mewah, ada pula yang dikatagorikan bukan barang mewah.
Di masyarakat perumahan dan perkampungan, dapat kita lihat hampir semua penduduk memiliki televisi. Televisi boleh dikatakan bukan barang mewah lagi. Peralatan canggih seperti komputer tidak dikeleompokkan lagi ke dalam barang mewah sehingga pembayaran pajak atau PPN barang tersebut tidak digolongkan pada pajak barang mewah.
Begitu pula dengan telepon genggam, sudah banyak masyarakat yang memilikinya. Bahkan, dalam sebuah keluarga, hampir semua anggota keluarganya memiliki telepon genggam. Di samping memang sudah merupakan kebutuhan, alat ini merupakan alat komunikasi yang mudah di bawa-bawa. Pengoperasian telepon ini tidak sulit dan harganya pun terjangkau. Ada kemungkinan perkembangan alat ini pesat sekali karena banyak muncul variasi bentuk, merek, dan model baru. Oleh karena itu, sekarang barang-barang tersebut sudah dianggap bukan barang mewah lagi.
Soal:
1. Ide pokok paragraf pertama adalah … .
- pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini
- banyaknya peredaran barang elektronik
- pemunculan barang elektronik di masyarakat
- banyaknya barang mewah yang beredar
- perkembangan barang elektronik yang mewah
2. Tulislah isi bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan:
- ketepatan isi
- struktur kalimat
- koherensi
- ejaan dan tanda baca
Format Penilaian Karangan (soal no. 2)
No. | Nama | Aspek yang dinilai | Skor | Nilai | |||
Ketepatan isi | Struktur kalimat | Koherensi | Ejaan dan tanda baca | ||||
1. | Agus | 3 | 4 | 2 | 3 | 12 | 75 |
2. | Budi | 4 | 4 | 4 | 4 | 16 | 100 |
3. | Dst. |
Mata Pelajaran : Matematika / SMA/MA
Kelas/Semester : X/ I
Kecakapan atau kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika SMA dikelompokkan menjadi 3 aspek, yaitu:
- Pemahaman konsep
- Penalaran dan komunikasi
- Pemecahan masalah.
Teknik penilaian yang paling sesuai untuk mengukur 3 aspek di atas adalah “penilaian tertulis”. Bentuk pilihan ganda sesuai untuk pemahaman konsep, sedangkan bentuk uraian sesuai untuk pemecahan masalah dan penalaran dan komunikasi.
1. Contoh Soal Pemahaman konsep
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya.
Soal: 1) Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ….
2) …………………
Nilai =
2. Contoh Soal Penalaran dan Komunikasi
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Soal : Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan:
Penilaian:
Jika untuk soal ini diberi bobot 10 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:
Jawaban | Skor |
………………..
……………………………..
……………………………..
………………………………….
…………………………………
…………………………………..
2
4
6
8
9
10
3. Contoh Soal Pemecahan masalah:
Standar Kompetens : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Kompetensi Dasar : Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma.
Indikator : Menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar, dan logaritma
Soal : Suatu segitiga siku-siku mempunyai sisi terpanjang 3 kali panjangnya dari panjang sisi terpendek. Jika luasnya adalah , hitunglah keliling segitiga itu.
Penilaian:
Jika untuk soal ini diberi bobot 20 maka skor sampai pada langkah tertentu secara komulatif diberi nilai sebagai berikut:
Jawaban | Skor |
Misalkan sisi terpendeknya adalah a, sisi terpanjangnya adalah b dan sisi lainnya adalah c, maka b = 3a ……………………………..
Teorema Pythagoras:
a2 + c2 = b2
c2 = b2 – a2
c b = 3a = (3a)2 – a2 …….
= 9a2 – a2 ……..
= 8a2 ……..
a c = ……..
c = 2a …….
Luas segitiga = 4
………………………
………………………
…………………………
a = 2 …………………………
b = 3a
b = 6 …………..
c = 2a
c = 4 …………………….
Keliling segitiga = a + b + c
= 2 + 6 + 4 ………..
= 8 + 4 …………….
1
2
3
4
5
6
8
10
12
14
16
18
19
20
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X / 1
Contoh-contoh penilaian berikut dapat dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung sebagai tugas individu, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
No | StandarKompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator | Aspek | Teknik Penilaian | Contoh Soal | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1 | Memahami prinsip dasar ilmu sejarah | * Menjelaskan pengertiandan ruang lingkup ilmusejarah * Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara * Menggunakan prinsip- prinsip dasar penelitian sejarah |
| Penilaian tertulis bentuk uraian, tugas individu berupa laporan tertulis, penilaian unjuk kerja untuk presentasi tugas. | Penilaian tertulis (uraian)
Nama Siswa: …….. Kelas: ……
Baik mendapat skor: 1 Tidak baik mendapat skor: 0 |
No | Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator | Aspek | Teknik Penilaian | Contoh Soal | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. | Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, colonial, pergerakan kebangsaan hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia | *Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Budha dan Islam) di Indonesia*Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan pendudukan Jepang |
|
| Penilaian tertulis. Penilaian proyek, Tugas kelompok (LKS) | Penilaian tertulis (Pilihan Ganda):Akibat masuknya agama dan budaya Hindu-Budha terdapat perubahan pada tingkatan masayarakat Indonesia, yaitu …
Nama Kegiatan : Mengidentifikasi Pengaruh Hindu-Budha dalam perkembangan budaya di Nusantara Alokasi Waktu : 1 semester Nama Siswa : ………… Kelas : …..
Skor maksimum Penilaian Diri Kompetensi Dasar : Jelas Alokasi Waktu : 20 menit Nama Siswa : …………… Kelas : …..
0 = belum paham |
Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik)
Kelas/Semester : X / 1
No. | Standar Kompetensi | KompetensiDasar | Indikator | Aspek | Teknik Penilaian | |||||
Tes | Produk | Proyek | Unj kerja | Portof | ||||||
1. | Mengapresiasi karya seni musik | Menunjukkan nilai-nilai musikal dari hasil pengalaman musikal yang didapatkan melalui pertunjukan musik tradisional setempat | Mendeskripsikan karakteristik/keunikan karya musik tradisional setempatmenyanyikan karya musik tradisional setempat dengan teknik yang benar.Memainkan salah satu alat musik tradisional setempat dengan benar | Seni Musik | √ | √ √ |
Penilaian Tertulis
Jelaskan karakteristik/keunikan salah satu lagu karya musik tradisional.
Penilaian Unjuk Kerja.
Tugas:
1. Nyanyikanlah salah satu lagu karya musik tradisional dengan teknik yang benar.
2. Mainkanlah salah satu alat musik tradisional setempat.
Contoh format penilaian bernyanyi
No. | Nama Siswa | Penampilan | Penguasaan Lagu | Skor | Nilai | ||||
1 | 2 | 3 | 1 | 2 | 3 | ||||
1 | Yuri | ● | ● | 6 | 100 | ||||
2 | Refi | ● | ● | 4 | 77 | ||||
3 | Dst. |
Catatan
a. Kriteria Penilaian.
Penampilan.
3. Gaya dan sikap badan baik sesuai isi lagu
2. Gaya dan sikap badan baik tetapi masih kaku dan kurang luwes.
1. Gaya dan sikap badan kurang baik dan sering membelakangi penonton.
Penguasaan Lagu
3. Teknik bernyanyi, pengucapan, ketepatan nada, frasering, dan pernapasan baik.
2. .Teknik bernyanyi, pengucapan, ketepatan nada, frasering, dan pernapasan cukup.
1. Teknik bernyanyi, pengucapan, ketepatan nada, frasering, dan pernapasan kurang baik
b. Skor maksimum : 6
Nilai : Skor perolehan
—————— x 100
Skor maksimum
Nilai Yuri untuk bernyanyi : 6
— x 100 = 100
6
Contoh format penilaian memainkan alat musik
No. | Nama Siswa | Penampilan | Teknik bermain alat musik | Penguasaan Lagu | Skor | Nilai | ||||||
1 | 2 | 3 | 1 | 2 | 3 | 1 | 2 | 3 | ||||
1 | Yuri | ● | ● | ● | 8 | 88 | ||||||
2 | Refi | ● | ● | ● | 7 | 77 | ||||||
3 | Dst. |
Catatan
a. Kriteria Penilaian
Penampilan.
3. Penampilan sempurna.
2. Penampilan baik, tetapi masih kaku, kurang luwes.
1. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton.
Teknik bermain musik
3. Teknik bermain alat musik sempurna.
2. Teknik bermain alat musik masih agak kaku.
1. Teknik bermain alat musik kurang sempurna.
Penguasaan Lagu
3. Mutu Suara, tempo, dan dinamik serta frasering sempurna dalam permainan alat musik.
2. Mutu suara, tempo, dan dinamik serta frasering masih kaku.
1. Mutu suara, tempo, dan dinamik, serta frasering tidak sempurna.
b. Skor maksimum : 9
Nilai : Skor perolehan
—————— x 100
Skor maksimum
Nilai Yuri untuk memainkan alat musik : 8
— x 100 = 88
9
Penilaian Sikap
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dan melaksanakan tugas
No. | Nama | Aspek Perilaku | skor | Keterangan | ||||
Kedisiplinan | Tanggung Jawab | Berinisiatif | Kerjasama | Penuh Perhatian | ||||
1 | Refi | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 23 | Amat Baik |
2 | Yundi | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 18 | Baik |
3 | Deny | 2 | 2 | 2 | 1 | 2 | 9 | Sangat Kurang |
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Skor merupakan jumlah dari skor setiap aspek perilaku
c. Kriteria Penilaian:
Skor maksimum = 5 x 5 (aspek) = 25
Skor minimum = 1 x 5 (aspek) = 5
kategori penilaian = 5
Rentangan skor = 25 – 5
——- = 4
5
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Skor 22 – 25 berarti amat baik
Skor 18 – 21 berarti baik
Skor 14 – 17 berarti cukup
Skor 10 – 13 berarti kurang
Skor 5 – 9 berarti sangat kurang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X / 1
Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
No | Aspek | Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator | Kriteria Ketuntasan | Teknik Penilaian | ||||
Tes | Perf | Prod | Proy | Porto | ||||||
1 | Penguasaan konsep dan nilai-nilai |
Memahami
hakikat
bangsa dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
Mendeskripsikan haki-kat bangsa dan unsur- unsur ter-bentuknya Negara
- Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
- Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa
- Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara
80 %
75%
75 %
V
V
V
V
V
V
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator ke alat penilaian
No | Standar Kompetensi | Kompetensi Dasar | Indikator | Aspek | Teknik Penilaian | Contoh Soal |
1 | Memahami |
hakikat
bangsa dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
Mendeskripsikan hakikat bangsa dan unsur-unsur terbentuknya negara
- Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
- Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu bangsa
- Menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya suatu negara
Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai
Penerapan
Penilaian tertulis, performans (dlm diskusi dan presentasi),
Sebagai makhluk individu, hakikat kedudukan manusia antara lain adalah sebagai makhluk yang berfikir, atau disebut
a. homo socius
b. homo sapiens
c. homo ludens
d. homo faber
e. homo economicus
Judul : unsur-unsur terbentuknya negara
SK : memahami hakekat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
KD : mendeskripsikan hekekat bangsa dan unsure-unsur terbentuknya bangsa/negara
Indikator : Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Soal : Sebagai makhluk individu, hakikat kedudukan manusia antara lain adalah sebagai makhluk yang berfikir, atau disebut …
a. homo socius d. homo faber
b. homo sapiens e. homo economicus
c. homo ludens
Indikator : menguraikan pengertian dan unsur-unsur terbentuknya bangsa/negara
Tugas : mendiskusikan unsur-unsur terbentuknya bangsa/Negara
Contoh instrumen penilaian sikap dalam diskusi kelompok
No | Nama | Aspek Perilaku |
skor
keterangan
tanggung Jawab
kerjasama
kedisiplinan
keso
pananmenghargai
temankejujuran1Nina
4
3
4
3
3
4
21
Amat baik2Dodi 1
1
1
2
2
1
8kurang
Catatan
a. Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
b. Skor merupakan jumlah dari skor setiap aspek perilaku
c. Penilaian
Skor maksimum = 24
Skor minimum = 6
Kategori penilaian = 4
Rentangan nilai 24 – 6
——- = 4,50
4
d. Keterangan diisi dengan deskripsi skor seperti berikut
Skor 20 – 24 berarti sangat baik
Skor 15 – 19 berarti baik
Skor 11 – 14 berarti cukup
Skor 6 – 10 berarti kurang
Contoh Instrumen penilaian presentasi
No | Nama | Aspek yang dinilai | Skor | keterangan | |||||
Rasional | Komunikasi Lisan | Res |
ponsif
Kerjasama
Pengelolaan EmosiMenghargai teman1Ruri 2Tata
Catatan
Cara penilaian lihat contoh penilaian sikap dalam diskusi kelompok
Contoh Format Penilaian Diri
Petunjuk
Tuliskan secara jujur perilaku yang pernah Anda langgar dalam kehidupan sehari–hari.
Nama : ………………………… Klas :…… Bulan ……. ……S/d ……………. 2006
No | Jenis Perbuatan | Jenis Pelanggaran | Frekuensi | Norma yang Dilanggar | Sanksi Pelanggaran | Tempat |
1 | Tidak mengikuti upacara hari senin | Terlambat hadir | 3 | Tata Tertib sekolah | Di panggil guru piket dan |
diberi pengarahansekolah2 dst
PENGELOLAAN HASIL PENILAIAN
A. Pengolahan Hasil Penilaian
1. Data Penilaian Unjuk Kerja
Data penilaian unjuk kerja adalah skor yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan terhadap penampilan peserta didik dari suatu kompetensi. Skor diperoleh dengan cara mengisi format observasi yang dapat berupa daftar cek atau skala penilaian.
Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu kegiatan unjuk kerja adalah skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10 (untuk skala 0 -10) atau dikali 100 (untuk skala 0 -100). Misalnya, dalam suatu penilaian unjuk kerja pidato, ada 8 aspek yang dinilai, antara lain: berdiri tegak, menatap kepada hadirin, penyampaian gagasan jelas, sistematis, dan sebagainya. Apabila seseorang mendapat skor 6, skor maksimumnya 8, maka nilai yang akan diperoleh adalah = 6/8 x 10 = 7,5 atau 6/8 x 100 = 75.
Nilai 75 yang dicapai peserta didik mempunyai arti bahwa peserta didik telah mencapai 75% dari kompetensi ideal yang diharapkan untuk unjuk kerja tersebut. Apabila ditetapkan batas ketuntasan penguasaan kompetensi 70%, maka untuk kompetensi tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar.
2. Data Penilaian Sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/observasi guru mata pelajaran. Data hasil pengamatan guru dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribadi.
Seperti telah diutarakan sebelumnya, hal yang harus dicatat dalam buku Catatan Harian peserta didik adalah kejadian-kejadian yang menonjol, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik, baik positif maupun negatif. Yang dimaksud dengan kejadian-kejadian yang menonjol adalah kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian, atau perlu diberi peringatan dan penghargaan dalam rangka pembinaan peserta didik.
Pada akhir semester, guru mata pelajaran merumuskan sintesis, sebagai deskripsi dari sikap, perilaku, dan unjuk kerja peserta didik dalam semester tersebut untuk mata pelajaran yang bersangkutan. Deskripsi tersebut menjadi bahan atau pernyataan untuk diisi dalam kolom Catatan Guru pada rapor peserta didik untuk semester dan mata pelajaran yang berkaitan. Selain itu, berdasarkan catatan-catatan tentang peserta didik yang dimilikinya, guru mata pelajaran dapat memberi masukan pula kepada Guru Bimbingan Konseling untuk merumuskan catatan, baik berupa peringatan atau rekomendasi tentang peserta didik, yang selanjutnya dijadikan bahan bagi wali kelas dalam mengisi kolom Pengembangan Diri dalam rapor. Catatan Guru mata pelajaran menggambarkan sikap atau tingkat penguasaan peserta didik berkaitan dengan pelajaran yang ditempuhnya dalam bentuk kalimat naratif. Demikian juga catatan dalam kolom Pengembangan Diri, menggambarkan perilaku peserta didik yang perlu mendapat penghargaan/pujian atau peringatan.
3. Data Penilaian Tertulis
Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
Soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur: jumlah jawaban benar
—————————— X 10
jumlah seluruh butir soal
Prosedur ini juga dapat digunakan dalam menghitung skor perolehan peserta didik untuk soal berbentuk benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat. Keempat bentuk soal terakhir ini juga dapat dilakukan penskoran secara objektif dan dapat diberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Soal bentuk uraian dibedakan dalam dua kategori, uraian objektif dan uraian non-objektif. Uraian objektif dapat diskor secara objektif berdasarkan konsep atau kata kunci yang sudah pasti sebagai jawaban yang benar. Setiap konsep atau kata kunci yang benar yang dapat dijawab peserta didik diberi skor 1. Skor maksimal butir soal adalah sama dengan jumlah konsep kunci yang dituntut untuk dijawab oleh peserta didik. Skor capaian peserta didik untuk satu butir soal kategori ini adalah jumlah konsep kunci yang dapat dijawab benar, dibagi skor maksimal, dikali dengan 10.
Soal bentuk uraian non objektif tidak dapat diskor secara objektif, karena jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunci yang sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria jawaban. Setiap kriteria jawaban diberikan rentang nilai tertentu, misalnya 0 – 5. Tidak ada jawaban untuk suatu kriteria diberi skor 0. Besar-kecilnya skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan jawaban dibandingkan dengan kriteria jawaban tersebut.
Skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk tes tertulis perlu digabung menjadi satu kesatuan nilai penguasaan kompetensi. Dalam proses penggabungan dan penyatuan nilai, data yang diperoleh dengan masing-masing bentuk soal tersebut juga perlu diberi bobot, dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran dan kompleksitas jawaban.
Nilai yang diperoleh peserta didik merupakan deskripsi tentang tingkat atau persentase penguasaan kompetensi. Misalnya, nilai 65,00 dapat diinterpretasikan peserta didik telah menguasai 65% dari kompetensi yang diharapkan.
4. Data Penilaian Proyek
Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.
Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.
Tahap | Deskripsi | Skor |
Perencanaan/ persiapan | Memuat: topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat penelitian, daftar pertanyaan atau format pengamatan yang sesuai dengan tujuan. | 1- 4 |
Pengumpulan data | Data tercatat dengan rapi, jelas dan lengkap. Ketepatan menggunakan alat/bahan | 1- 4 |
Pengolahan data | Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian. | 1- 4 |
Penyajian data/ laporan | Merumuskan topik, merumuskan tujuan penelitian, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan) Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran. | 1- 4 |
Total Skor |
Keterangan:
Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.
5. Data Penilaian Produk
Data penilaian produk diperoleh dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan (produk), dan tahap penilaian (appraisal). Informasi tentang data penilaian produk diperoleh dengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Dengan cara holistik, guru menilai hasil produk peserta didik berdasarkan kesan keseluruhan produk dengan menggunakan kriteria keindahan dan kegunaan produk tersebut pada skala skor 0 – 10 atau 1 – 100. Cara penilaian analitik, guru menilai hasil produk berdasarkan tahap proses pengembangan, yaitu mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
Contoh tabel penilaian analitik dan penskorannya.
Tahap | Deskripsi | Skor |
Persiapan | Kemampuan merencanakan seperti:
| 1-10 |
Pembuatan Produk |
| 1-10 |
Penilaian produk |
| 1-10 |
Kriteria penskoran:
- · menggunakan skala skor 0 – 10 atau 1 – 100;
- · semakin baik kemampuan yang ditampilkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.
6. Data penilaian Portofolio
Data penilaian portofolio peserta didik didasarkan dari hasil kumpulan informasi yang telah dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian portofolio meliputi: (1) catatan guru, (2) hasil pekerjaan peserta didik, dan (3) profil perkembangan peserta didik. Hasil catatan guru mampu memberi penilaian terhadap sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan kriteria (1) rangkuman isi portofolio, (2) dokumentasi/data dalam folder, (3) perkembangan dokumen, (4) ringkasan setiap dokumen, (5) presentasi dan (6) penampilan. Hasil profil perkembangan peserta didik mampu memberi skor berdasarkan gambaran perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik pada selang waktu tertentu. Ketiga komponen ini dijadikan suatu informasi tentang tingkat kemajuan atau penguasaan kompetensi peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Berdasarkan ketiga komponen penilaian tersebut, guru menilai peserta didik dengan menggunakan acuan patokan kriteria yang artinya apakah peserta didik telah mencapai kompetensi yang diharapkan dalam bentuk persentase (%) pencapaian atau dengan menggunakan skala 0 – 10 atau 0 – 100. Pensekoran dilakukan berdasarkan kegiatan unjuk kerja, dengan rambu-rambu atau kriteria penyekoran portofolio yang telah ditetapkan. Skor pencapaian peserta didik dapat diubah ke dalam skor yang berskala 0 -10 atau 0 – 100 dengan patokan jumlah skor pencapaian dibagi skor maksimum yang dapat dicapai, dikali dengan 10 atau 100. Dengan demikian akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofolio masing-masing.
7. Data Penilaian Diri
Data penilaian diri adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian tentang kemampuan, kecakapan, atau penguasaan kompetensi tertentu, yang dilakukan oleh peserta didik sendiri, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada taraf awal, hasil penilaian diri yang dilakukan oleh peserta didik tidak dapat langsung dipercayai dan digunakan, karena dua alasan utama. Pertama, karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan dalam penilaian. Kedua, ada kemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan penilaian, karena terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang baik. Oleh karena itu, pada taraf awal, guru perlu melakukan langkah-langkah telaahan terhadap hasil penilaian diri peserta didik. Guru perlu mengambil sampel antara 10% s.d. 20% untuk ditelaah, dikoreksi, dan dilakukan penilaian ulang. Apabila hasil koreksi ulang yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam melakukan koreksi, guru dapat mengembalikan seluruh hasil pekerjaan kepada peserta didik untuk dikoreksi kembali, dengan menunjukkan catatan tentang kelemahan-kelemahan yang telah mereka lakukan dalam koreksian pertama. Dua atau tiga kali guru melakukan langkah-langkah koreksi dan telaahan seperti ini, para peserta didik menjadi terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur.
Apabila peserta didik telah terlatih dalam melakukan penilaian diri secara baik, objektif, dan jujur, hal ini akan sangat membantu meringankan beban tugas guru. Hasil penilaian diri yang dilakukan peserta didik juga dapat dipercaya serta dapat dipahami, diinterpresikan, dan digunakan seperti hasil penilaian yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya guru dapat memberikan umpan balik untuk masing- masing peserta didik. Hasil penilaian diri juga dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan nilai kompetensi siswa.
B. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan Belajar
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% – 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian nasional. Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Apabila nilai peserta didik untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan indikator itu. Apabila semua indikator telah tuntas, dapat dikatakan peserta didik telah menguasai KD bersangkutan. Dengan demikian, peserta didik dapat diinterpretasikan telah menguasai SK dan mata pelajaran. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang telah tuntas lebih dari 50%, peserta didik dapat mempelajari KD berikutnya dengan mengikuti remedial untuk indikator yang belum tuntas. Sebaliknya, apabila nilai indikator dari suatu KD lebih kecil dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan peserta didik itu belum menuntaskan indikator itu. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya.
Contoh penghitungan nilai kompetensi dasar dan ketuntasan belajar pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi Dasar | Indikator | Kriteria Ketuntasan | Nilai peserta didik | Ketuntasan |
Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi | 1. Menganalisis keterkaitan teori tektonik lemeng terhadap persebaran gunung api, gempa bumi dan pembentukan relief muka bumi 2. Mengidentifikasi ciri bentang lahan sebagai akibat proses pengikisan dan pengendapan 3. Mengidentifikasi degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan | 60% 60% 50% | 60 59 59 | Tuntas Tidak Tuntas Tuntas |
Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi | 1. Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya 2. Menganalisis unsur-unsur cuaca dan iklim (penyinaran, suhu, angin, kelembaban, awan, curah hujan) 3. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim | 60% 70% 60% | 61 80 90 | Tuntas Tuntas Tuntas |
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai indikator pada kompetensi dasar 1 cenderung 60. Jadi nilai kompetensi dasar 1 adalah 60 atau 6. Nilai indikator pada kompetensi dasar ke 2 bervariasi, sehingga dihitung nilai rata-rata indikator. Jadi nilai kompetensi dasar ke 2 :
Pada kompetensi dasar 1, indikator ke- 2 belum tuntas. Jadi peserta didik perlu mengikuti remedial untuk indikator tersebut.
Sumber: Model Penilaian Kelas, Depdiknas, dan adisaputrabtm.wordpress.com
siipks....
BalasHapusterima kasih , telah saya unduh, sebagai referensi sosialisasi tentang penilaian.
BalasHapus